Permainan bola sembilan dalam bilyar tetaplah sebuah olah raga walau terlihat lebih berdimensi rekreasi. Dan olah raga ini dikategorikan dalam find motor skill sport, yaitu olah raga yang membutuhkan keakuratan tinggi dalam setiap aksinya, makanya arah maupun tenaga yang dipergunakan haruslah terukur. Hal tersebut juga dibutuhkan pada cabang-cabang olah raga lain seperti panahan dan menembak.
Untuk mendapatkan hasil akurat dengan tenaga terkontrol, dibutuhkan kesiapan fisik pada bagian bagian tertentu. Inilah yang akan disiapkan pada hari pertama latihan. Pondasi permainan (fundamental skills) pada permainan bola sembilan layaknya pondasi rumah. Ketika pondasi kita kuat dan benar maka kita dapat membangun rumah bertingkat tingkat, dan jika kita dalam kondisi under pressure-pun kita tidak akan kehilangan hasil latihan kita.
Pondasi I :
Bridge (Jembatan)
Bridge, sesuai dengan namanya adalah penghubung antara stik dengan bola putih. Oleh sebab itu, bridge tersebut haruslah kokoh. Jarak bridge dengan bola putih umumnya berkisar 30 cm dari cue ball. Bridge juga berfungsi sebagai faktor penentu tenaga yang dikeluarkan. Karena makin jauh bridge dari bola putih berarti makin besar luas permukaan ayunannya dan akan mengakibatkan makin kuatnya sodokan. Sedangkan jika jarak bridge dengan bola putih makin dekat berarti semakin kecil bidang ayunan sehingga tenaga ayunan pun akan semakin
kecil pula.
Pondasi II :
Grip (genggaman)
Istilah ini sedikit kurang tepat karena banyak yang mengartikan berarti kita memagangnya kuat-kuat. Sebenarnya pada permainan ini tidak dianjurkan melakukan grip yang kuat kecuali pada situasi sangat khusus, seperti hendak melakukan sodokan pelan pada jarak yang relatif dekat (death shoot). Grip yang dianjurkan adalah dengan membiarkan stik berada pada buku-buku jari bagian dalam dimana ibu jari bertemu jari telunjuk dan jari tengah atau jari manis (hold). Yang terpenting adalah berusaha tetap rileks sehingga memungkinkan pergelangan tangan dapat berayun pula. Biasanya letak grip sebelum menghasilkan sodokan (warming up swing) terletak di daerah pinggang, dengan jarak yang bervariasi dan sangat tergantung
dari besarnya badan seseorang.
Pondasi III :
dari besarnya badan seseorang.
Pondasi III :
Stance (kuda-kuda /sikap)
Stance pada permainan ini berfungsi agar tubuh menjadi nyaman, kokoh namun tetap rileks sehingga sangat terkait dengan anatomi tubuh. Tetapi pada umumnya, ketika seseorang bertangan kanan akan menggunakan tangan kirinya sebagai bridge dengan kaki kiri stance di depan. Di buku ini, penulis menganjurkan untuk adanya pemindahan berat badan 60 : 40 ke tubuh bagian kiri yaitu tangan bridge dan kaki kiri dengan kaki kanan yang tidak tegak lurus lantai atau condong ke depan.
Usahakan lebar antar kaku sama dengan lebar bahu Anda masing-masing. Sedangkan jarak antara kaki depan dan belakang yang kurang lebih setengah panjang kaki Anda. Stance akan sangat dipengaruhi oleh posisi bridge. Ini berarti Anda mendapatkan bridge terlebih dahulu, dan selanjutnya stance menyesuaikan diri dengannya. Karena pada kenyataannya berbagai posisi pada permainan ini yang membutuhkan stance-stance khusus dan dapat menegaskan posisi stance seperti di bawah ini.
Pondasi IV :
Pondasi IV :
Swing / Stroke (ayunan)
Swing adalah salah satu kunci kemana stik / cue akan diarahkan dan berapa pula tenaga yang akan dikeluarkan. Dengan melakukan ayunan berarti kita tengah memberi kecepatan pada cue. Cue yang telah memiliki massa kemudian ditambahkan kecepatan maka akan menghasilkan tenaga. Seperti halnya dengan hukum fisika tentang gerak.
Swing yang benar, pergerakannya seperti pendulum jam. Hanya daerah tangan dan siku ke bawah saja yang bergerak. Sedangkan bagian di atas siku harus tetap diam. Untuk menjaga agar swing tetap konstan dan bergerak seperti pendulum, maka bahu swing (untuk pemain kanan berarti bahu kanan) harus dikunci. Lengan atas baru akan mengalami pergerakan ke depan ketika cue sudah menyentuh cue ball, dan baru akan berhenti saat ujung cue sampai di atas meja.
Pondasi V :
Swing yang benar, pergerakannya seperti pendulum jam. Hanya daerah tangan dan siku ke bawah saja yang bergerak. Sedangkan bagian di atas siku harus tetap diam. Untuk menjaga agar swing tetap konstan dan bergerak seperti pendulum, maka bahu swing (untuk pemain kanan berarti bahu kanan) harus dikunci. Lengan atas baru akan mengalami pergerakan ke depan ketika cue sudah menyentuh cue ball, dan baru akan berhenti saat ujung cue sampai di atas meja.
Pondasi V :
Timing (waktu lepas)
Waktu lepas atau timing adalah sodokan terakhir sebelum cue mengenai cue ball. Sebelum melakukan final swing, kita akan terlebih dahulu melakukan warming up swing yang berfungsi untuk mengarahkan stik dan mengontrol tenaga. Jika sudah terbiasa menggunakan timing lima berarti ada empat kali warming up dan satu final swing. Timing yang baik adalah yang selalu stabil pada angka timing-nya masing-masing. Kenyataannya, timing setiap orang tidaklah sama dan setiap pemain mau tidak mau harus mendapatkan timing-nya agar pukulannya stabil dan akurat.
Waktu lepas atau timing adalah sodokan terakhir sebelum cue mengenai cue ball. Sebelum melakukan final swing, kita akan terlebih dahulu melakukan warming up swing yang berfungsi untuk mengarahkan stik dan mengontrol tenaga. Jika sudah terbiasa menggunakan timing lima berarti ada empat kali warming up dan satu final swing. Timing yang baik adalah yang selalu stabil pada angka timing-nya masing-masing. Kenyataannya, timing setiap orang tidaklah sama dan setiap pemain mau tidak mau harus mendapatkan timing-nya agar pukulannya stabil dan akurat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar